BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Keunggulan
manusia dibanding dengan makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan
kecerdasan manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia kemudian
diciptakan berbagai macam karya termasuk salah satunya adalah komputer. Dalam
era komputer, peran komputer sangat besar untuk meringankan pekerjaan manusia
karena dapat mengolah data dalam jumlah yang besar dengan tingkat ketelitian
yang tinggi. Penerapan komputer juga dilakukan pada berbagai bidang ilmu
termasuk diantaranya dalam bidang ketenaga-kerjaan. Sebagai salah satu negara
yang yang sedang berkembang, sudah tentu indonesia membutuhkan tenaga kerja
yang potensial dan memiliki kriteria yang sesuai dengan pekerjaannya untuk
mendukung perkembangan dan kemajuan negara indonesia.
Perusahaan membutuhkan
seorang pakar yang dapat menangani masalah dibagian-bagian perusahaan. Akan
tetapi perusahaan belum tentu dapat memakai seorang pakar karena dipandang dari
segi keuangan perusahaan maupun waktu pakar tersebut. Dengan adanya masalah
diatas, maka peranan komputer akan sangat diperlukan dalam membantu perusahaan
khususnya bagian personalia untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu,
maka dibuatlah suatu sistem pakar untuk memudahkan perusahaan dalam merekrut
karyawan secara baik berdasarkan kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Solusi dari permasalahan ini adalah penggunaan sistem pakar yang
berbasis komputer.
Sistem
pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer
yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti
layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat
menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas
yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya.
Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten
yang berpengalaman dan mempunyai asisten yang berpengalaman dan mempunyai
pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan
kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan
tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu.
Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya
digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah
tertentu.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan
Makalah ini menjelaskan tentang :
1.
Definisi Sistem Pakar?
2.
Alasan
Penggunaan Sistem Pakar?
3.
Pengembangan Sistem Pakar?
4.
Komponen atau Bagian Utama Sistem Pakar?
5.
Ciri-ciri
Sistem Pakar?
6.
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar?
7.
Kategori
Problema Sistem Pakar?
8.
Contoh Aplikasi dan Pengembangan Sistem Pakar?
1.3.
Tujuan Makalah
1. Agar
pembaca bisa mengerti pengertian tentang Sistem pakar dan mengapa perlunya
penggunaan Sistem Pakar
2. Pembaca
mengerti bagaimana pengembangan Sistem Pakar
3. Pembaca
mengerti komponen atau Bagain Utama Sistem Pakar
4. Pembaca
mengerti Ciri-ciri Sistem Pakar
5. Pembaca
mengerti Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar
6. Pembaca
mengerti Kategori Problema Sistem Pakar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Pakar
Pakar
adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode khusus,
serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan
masalah. Misalnya seorang dokter, penasehat
keuangan, pakar mesin mobil, dll. (Kusumadewi,2003)
Kepakaran
(expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif (meluas) dan spesifik yang
diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan
membuat pakar dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat
daripada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai
sifat berjenjang, pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada pakar
yunior.(Kusummadewi,2003)
Sistem Pakar adalah : Sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan
masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. (Syammsudin aries,2004)
Sistem
pakar diciptakan tidak untuk menggantikan kedudukan seorang pakar
tetapi untuk memasyarakatkan pengetahuan & pengalaman pakar tersebut. Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk
mentransfer kepakaran yang dimiliki seorang pakar kedalam komputer, dan
kemudian kepada orang lain (nonexpert).
Bentuk
umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan
yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem)
mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah
tersebut.
Sistem Pakar memberikan banyak keuntungan bagi operasi
perusahaan dan manajer, tetapi memiliki keterbatasan significan. Artificial
Intelligence merupakan suatu aktivitas untuk menyediakan berbagai mesin seperti
komputer dengan menampilkan perilaku dengan penalaran yang cerdas apabila
diamati sebagai manusia. Artificial Intelligence menyajikan berbagai aplikasi
komputer yang canggih untuk menyamai berbagai jenis penalaran manusia.
SP dikembangkan pertama kali oleh komunitas AI tahun
1960an. SP yang pertama adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang
dikembangkan oleh Newel Simon.
2.2 Alasan Penggunaan Sistem Pakar
Terdapat beberapa alasan bagi suatu
perusahaan untuk mengadopsi sistem pakar menurut B.G. Buchaman (rule-based
expert system:1984) :
a) Pakar di suatu perusahaan/instansi bisa pensiun, keluar,
atau telah meninggal. Suatu aplikasi
sistem pakar dapat diperbanyak dan disebarluaskan dengan mudah dan cepat. Hal
ini berarti telah memperbanyak jumlah pakar dan memperluas jangkauan aksesnya.
b) Pengetahuan perlu di dokumentasikan atau dianalisis.
Penyimpanan data-data pengetahun ke dalam database dengan lengkap dan
terpercaya menyebabkan informasi yang dibutuhkan bisa diakses dalam jangka
waktu yang cukup lama.
c) Sistem pakar memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih
mudah dengan biaya lebih rendah. Sehingga seseorang yang berkonsultasi dengan
sistem tersebut seolah-olah berkonsultasi dengan pakar aslinya
d) Sistem Pakar dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan
diberbagai lokasi. Efisiensi waktu, namun sistem atau orang biasa/awam yang
terlibat di dalamnya bekerja layaknya sang pakar.
e) Secara
otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan
seorang pakar.
seorang pakar.
f) Seorang
Pakar mahal dan langka Efisiensi kerja, karena sistem biaya yang dikeluarkan
untuk perancangan, implementasi dan perawatan (maintenance) sistem pakar
relatif lebih murah dan tidak mengenal sifat lelah/lupa dll. Hal ini berimbas
pada meningkatnya produktivitas dan kinerja perusahaan.
g) Efisiensi
waktu, namun sistem atau orang biasa/awam yang terlibat di dalamnya bekerja
layaknya sang pakar.
h) Penyimpanan
data-data pengetahun ke dalam database dengan lengkap dan terpercaya
menyebabkan informasi yang dibutuhkan bisa diakses dalam jangka waktu yang
cukup lama. Sehingga seseorang yang
berkonsultasi dengan sistem tersebut seolah-olah berkonsultasi dengan pakar
aslinya.
i) Dimungkinkan terjadinya penyatuan kemampuan sistem pakar
yang satu dengan yang lainnya, sehingga membuat kualitas hasil lebih meningkat
sehingga seolaholah seorang user berkonsultasi dengan banyak pakar.
j) Efisiensi
kerja, karena sistem biaya yang dikeluarkan untuk perancangan, implementasi dan
perawatan (maintenance) sistem pakar relatif lebih murah dan tidak mengenal
sifat lelah/lupa dll. Hal ini berimbas pada meningkatnya produktivitas dan
kinerja perusahaan.
Suatu aplikasi sistem pakar dapat diperbanyak dan
disebarluaskan dengan mudah dan cepat. Hal ini berarti telah memperbanyak
jumlah pakar dan memperluas jangkauan aksesnya.
TABEL 1.1
Perbandingan Seorang Ahli (Human Expert)
dengan Sistem Pakar (ES)
Faktor
|
Human Expert
|
Expert System
|
Time Availability
|
Hari
Kerja
|
Setiap
saat
|
Geografis
|
Lokal/tertentu
|
Dimana
saja
|
Keamanan
|
Tidak
tergantikan
|
Dapat
diganti
|
Perishable/Dapat habis
|
Ya
|
Tidak
|
Performansi
|
Variabel
|
Konsisten
|
Kecepatan
|
Variable
|
Konsisten
& lebih cepat
|
Biaya
|
Tinggi
|
Terjangkau
|
Sumber:Syamsudinn aries ( pengantar system pakar.2004)
Tabel 1.2
Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar
Sistem
Konvensional
|
Sistem
Pakar
|
Informasi
dan pemrosesan umumnya digabung dlm satu program sequential
|
Knowledge
base terpisah
dari mekanisme pemrosesan (inference)
|
Program tidak pernah salah
(kecuali programer-nya yang salah)
|
Program
bisa saja melakukan kesalahan
|
Tidak
menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil diperoleh
|
Penjelasan (explanation)
merupakan bagian dari ES
|
Membutuhkan
semua input data
|
Tidak harus mambutuhkan semua
input data atau fakta
|
Perubahan
pada program merepotkan
|
Perubahan pada rules dapat
dilakukandengan mudah
|
Sistem bekerja jika sudah lengkap
|
Sistem dapat bekerja hanya dengan rules
yang sedikit
|
Eksekusi
secara algoritmik (step-by-step)
|
Eksekusi
dilakukan secara heuristic dan logic
|
Manipulasi efektif
pada database yang besar
|
Manipulasi efektif pada knowledge-base yang besar
|
Efisiensi adalah tujuan utama
|
Efektifitas adalah tujuan utama
|
Data kuantitatif
|
Data kualitatif
|
Representasi
data dalam numerik
|
Reperesentasi
pengetahuan dalam symbol
|
Menangkap, menambah dan mendistribusi data numerik atau
informasi
|
Menangkap, menambah dan mendistribusi pertimbangan (judgment)
dan pengetahuan
|
Sumber:Syamsudinn aries ( pengantar system pakar.2004)
2.3 Pengembangan
Sistem Pakar
Menurut Joseph Giarratano (Expert system principles and
programing, course technologies:2000) . Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi
dua generasi :
1. Sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan
jika-maka untuk merepresentasikan dan menyimpan pengetahuannya.
2. Sistem pakar generasi kedua jauh lebih fleksibel dalam
mengadopsi banyak representasi pengetahuan dan metode pertimbangan.
Pengalihan keahlian dari para ahli ke media elektronik
seperti komputer untuk kemudian dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli,
merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4
aktivitas yaitu:
1.
Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau
sumber-sumber lainnya),
2.
Representasi pengetahuan (ke komputer),
3.
Inferensi pengetahuan, dan
4.
Pengalihan pengetahuan ke user.
Pengetahuan
yang disimpan di komputer disebut sebagai basis pengetahuan, yaitu: fakta dan
prosedur (biasanya berupa aturan). Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh
sistem pakar adalah kemampuan untuk
menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis
pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer
harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas
dalam bentuk motor inferensi (inference engine). Dan setiap sub sistem
mempunyai sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi sistem tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
Tujuan pengembangan Sistem Pakar adalah :
Menurut Syamsudinn aries ( pengantar system pakar.2004) tujuan
pengembangan system pakar antara lain :
a) Mempermudah
kerja tenaga ahli
b) Mengganti
tenaga ahli
c) Menggabungkan
kemampuan tenaga ahli
d) Training
tenaga ahli
e) Mengurangi
resiko pada pekerjaan yang berbahaya
f) Menyediakan ahli pada bidang pekerjaan “kering”
Kunci Sukses Mengembangkan ES
Aries Syamsudin(2004) mennyatakan bahwa kunci sukses
mengembangkan ES adalah :
·
Koordinir
pengembangan ES dengan perencanaan strategis
·
Definisikan
masalah dengan jelas untuk dipecahkan dan memahami domain masalah
·
Memberikan
perhatian tertentu pada kelayakan etika dan hukum dari kelayakan sistem yang
diusulkan
·
Memahami
perhatian Dr
·
an
ekspektasi pemakai mengenai sistem.
·
Menggunakan
teknik manajemen yang dirancang untuk mempertahankan pengembang.
2.4 Komponen
atau Bagain Utama Sistem Pakar
Jeffrey D Ullman (1999) membagi komponen atau bagian
sistem pakar dalam beberapa bagiann yaitu:
a. User Interface (Antarmuka Pemakai)
Antarmuka pemakai, memungkinkan pemakai untuk
berinteraksi dengan expert system. User interface digunakan manajer untuk
meng-enter instruksi dan informasi ke dalam sistem pakar dan menerima informasi
dari sistem pakar.
a)
Input Sistem Pakar
User interface
dirancang untuk mempermudah dialog dua arah antara sistem dan pemakai dengan
menmpilkanteknik tanya jawab dan pengisian formulir kemudian muncul bahasa
perintah dan menu elektronik dan sistem manajemen data base.
b)
Output Sistem pakar
Sistem pakar dirancang untuk menyarankan pemecahan.
b. Knowledge Base (basis pengetahuan)
Knowledge Base berisi
pengetahuan-pengetahuan (pengetahuan gabungan)
dalam memahami, merumuskan, dan penyelesaian masalah. Knowledge Base
adalah bagian dari sistem pakar yang berisi domain
pengetahuan.
Knowledge base
terdiri dari fakta yang menggambarkan area problem atau problem domain dan juga
teknik penyajian yang menggunakan fakta sesuai logika. Domain pengetahuan
seorang pakar pada dasarnya adalah spesifik terhadap domain masalah.
c. Inference Engine (mesin inferensi)
Inference
engine bertugas untuk menganalisis
pengetahuan, memberikan kemampuan penalaran dan menarik kesimpulan berdasarkan
knowledge base.
d. Development Engine
Komponen yang digunakan untuk mengolah sistem pakar,
terdiri dari bahasa pemrograman.
Gambar1.1
Model sistem pakar
Sumber : Jeffrey D Ulman,1999
Gambar 1.2
Model
baganSistem Pakar

Sumber : Jeffrey D Ulman 1999
Semua Sistem Pakar terdiri dari sebuah alat
penghubung (input dan output), suatu database, suatu dasar pengetahuan, dan suatu
mekanisme kesimpulan. Lebih dari itu, pengembangan Sistem Pakar pada umumnya
berproses melalui beberapa tahap yang mencakup pemilihan masalah, didapatnya
pengetahuan, penyajian pengetahuan, programming, evaluasi dan pengujian.
Bagian dari Sistem Pakar yang menarik
adalah kemampuan perangkat lunak untuk meninjau ulang suatu konsultasi dan
menyediakan suatu penjelasan kepada pemakai bagaimana caranya memperoleh
kesimpulan. Fungsi penjelasan yang sangat utama adalah suatu catatan yang
menyangkut proses pemikiran yang digunakan oleh tenaga ahli untuk memecahkan
masalah itu. Sistem Pakar menyediakan suatu pemahaman yang lebih baik bagaimana
kesimpulan dicapai sehingga kepercayaan pemakai akan lebih besar dalam
mengambil kesimpulan menggunakan Sistem Pakar. Akumulasi fakta akan
diperkenalkan ketika suatu penjelasan diminta. Biasanya penjelasan yang
diminta yaitu bagian dari perangkat lunak atau bagian luar dari pengembangan.
Tools perangkat lunak yang dikembangkan
memberikan keleluasaan pada perekayasa pengetahuan untuk memasukkan himpunan
aturan pada basis pengetahuan, dan diperolehnya suatu solusi berdasarkan basis
pengetahuan yang ada. Sehingga Tools Sistem Pakar yang dibuat dalam penelitian
ini dapat digunakan untuk memecahkan berbagai macam domain permasalahan.
Mesin informasi di atas merupakan mesin yang
dapat berpikir dengan cermat dan tepat untuk pencapaian suatu keputusan yang
diambil melalui pengetahuan, yakni komputer. Jadi Sistem Pakar dapat kita
definisikan sebagai suatu sistem perangkat lunak yang menggunakan ilmu, fakta
dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga kerja ahli
dalam bidang yang bersangkutan. Ahli disini melakukan pemindahan ilmu
pengetahuan (akuisisi ilmu pengetahuan) yang dia miliki kepada suatu sistem
yang di berada pada sebuah perangkat lunak komputer. Sistem Pakar ini sudah
banyak di gunakan untuk membantu manusia dalam bidang manajerial.
v Bentuk
pengetahuan :
-
fakta-fakta
pada lingkup permasalahan tertentu
-
teori-teori pada lingkup masalah tertentu
-
prosedur-prosedur berkenaan dengan lingkup
masalah tertentu
-
strategi-strategi
global untuk menyelesaikan masalah
-
meta-knowledge (pengetahuan
tentang pengetahuan)
Pengetahuan di dalam Sistem
Pakar
Pengetahuan yang digunakan untuk
memecahkan suatu masalah harus dipaparkan sehingga dapat digunakan untuk
menuliskan kode ke dalam komputer dan kemudian dapat dilakukan
pengambilan keputusan oleh Sistem Pakar. Ada berbagai metode formal untuk mewakili
pengetahuan dan pada umumnya karakteristik dari suatu masalah tertentu akan
menentukan teknik penyajian yang sesuai mempekerjakan.
Dasar pengetahuan salah satunya didapatkan
dari aturan produksi perusahaan. Aturan ini terdiri dari suatu pendapat
atau kondisi yang diikuti oleh suatu kesimpulan atau tindakan (contoh : IF
kondisi THEN tindakan). Aturan
produksi mengijinkan hubungan dasar pengetahuan untuk dipecahkan ke dalam unit
yang dapat dikendalikan. Suatu dasar pengetahuan yang terdiri dari ratusan atau
beribu-ribu aturan dapat menyebabkan suatu masalah dengan organisasi dan
manajemen aturan itu. Pengaturan visualisasi dan aturan saling
behubungan, mereka dapat dipenuhi sampai jaringan ketergantungan.
Sepanjang
konsultasi aturan dasar, dikemukakan kondisi-kondisi yang dapat
memuaskan pemakai. Operasi ini dilakukan oleh mesin pengambil
kesimpulan. Suatu ketika semua kondisi-kondisi ( yaitu. IF bagian-bagian dari
aturan) dari suatu aturan sesuai, aturan dieksekusi dan kesimpulan yang sesuai
ditarik. Berdasarkan Atas kesimpulan dan fakta yang diperoleh selama
konsultasi, mekanisme kesimpulan menentukan pertanyaan yang (mana) akan
ditanyakan dan di pesan apa yang ditampilkan. Ada berbagai metoda inferencing
tersedia untuk melaksanakan tugas pencarian, menyesuaikan, dan eksekusi. Suatu
karakteristik Sistem Pakar yang berbeda dari perangkat lunak konvensional
adalah kemampuan mereka untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan data.
Dalam sepuluh tahun
terakhir, perangkat lunak komputer berbasis kecerdasan buatan yang disebut
Sistem Pakar sudah menerima banyak perhatian. Karena perangkat lunak ini sudah
banyak di gunakan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan didalam suatu
bidang. Contohnya meliputi sistem komputer disain, perbaikan lokomotif,
dan cloning Gen.
Pada jaman sekarang
ini perangkat lunak komputer yang paling sering digunakan adalah suatu Sistem
Pakar yang memiliki friendly user interface. Interface ini tidak membuat kerja
sistem itu menjadi lambat, tetapi dapat memungkinkan user yang tidak memiliki
pengalaman untuk mengetahui permasalahan, pemecahan dan dapat menarik
kesimpulan dari sistem itu.
Membuat Sistem Pakar lebih mudah digunakan
Ya atau tidaknya sebuah Sistem Pakar mencapai
sukses mungkin ditentukan oleh sifat alami alat penghubung pemakainya. Ini adalah bagian dari Sistem Pakar yang saling
berhubungan dengan pemakai. Bahkan Sistem Pakar yang paling kuat tidak akan
diterapkan jika sistem itu memerlukan terlalu banyak usaha pada pihak pemakai.
Oleh sebab itu, penting untuk membuat komputer semudah mungkin untuk dipakai
oleh pemakai ketika beroperasi. Hampir semua perangkat lunak pengembangan
modern menawarkan kapasitas yang saling berhubungan antara sistem grafik dan
teks.
Sistem Pakar
sebagai kecerdasan buatan, menggabungkan pengetahuan dan fakta-fakta serta
teknik penelusuran untuk memecahkan permasalahan yang secara normal memerlukan
keahlian dari seorang pakar. Tujuan utama pengembangan sistem pakar adalah
mensubtitusikan pengetahuan dan pengalaman pakar di berbagai bidang seperti
bidang pertanian, kelautan, bisnis, pendidikan, ilmu pengetahuan,
telekomunikasi, geologi dan meteorologi, kesehatan dan pengobatan, komunikasi
dan transportasi.
Sistem pakar akan menjadi layaknya seorang pakar di dalam bidang tertentu
sesuai kebutuhan manusia. Sistem pakar juga merupakan perkembangan dunia teknologi mutakhir,
yang membuat manusia/pengguna mendapatkan informasi dan panduan pada saat yang diperlukan, selain juga dapat menghemat biaya.
2.5 Ciri-ciri Sistem Pakar
Ciri-ciri Sistem Pakar menurut Syasudin aries (2004) adalah :
a) Memiliki
fasilitas informasi yang handal
b) Mudah
dimodifikasi
c)
Dapat
digunakan dalam berbagai jenis komputer
d)
Memilki
kemampuan untuk belajar beradaptasi.
e)
Bekerja
secara sistematis berdasarkan pengetahuan dan mekanisme tertentu.
f)
Pengambilan
keputusan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu dan dapat merespons masukkan user
(melalui kotak dialog).
g)
Dapat
menalar data-data yang tidak pasti dan memberikan beberapa alasan pemilihan.
h)
Dikembangkan
secara bertahap dan terbatas pada bidang keahlian tertentu saja.
i) Outputnya
berupa saran atau anjuran.
Bentuk
SP (Syamsudin aries.2004):
-
Berdiri sendiri. Sistem jenis ini merupakan
s/w yang berdiri sendiri tidak tergabung dengan s/w lain.
-
Tergabung.
Sisetm ini merupakan bagian program yang terkandung di dalam suatu algoritma
(konvensional) .
-
Menghubungkan
ke s/w lain. Bentuk ini biasanya merupakan SP yang menghubungkan ke suatu paket
program tertentu, misalnya DBMS.
-
Sistem
mengabdi. Sistem ini merupakan bagian dari computer khusus yang dihubungkan
dengan suatu fungsi tertentu.
2.6
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar
Keuntungan
dan kelemahan system pakar menurut Syamsudiin aries (2004);
1. Keuntungan SP :
1.
Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan
pekerjaan para ahli
2.
Menyederhanakan pekerjaan dan meningkatnya
efisiensi kerja
3.
Bisa melakukan proses secara berulang secara
otomatis
4.
Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar
5.
Meningkatkan output dan produktivitas
6.
Meningkatkan kualitas
7.
Mampu mengambil dan melestarikan keahlian
para pakar
8.
Mampu beroperasi dalam lingkungan berbahaya
9.
Memiliki kemampuan untuk mengakses
pengetahuan
10. Memiliki
realibilitas
11. Meningkatkan
kapabilitas system computer
12.
Memiliki
kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung
ketidakpastian
13. Sebagai
media pelengkap dalam pelatihan
14. Meningkatkan
kapabilitas dalam penyelesaian masalah
15. Menghemat
waktu dalam pengambilan keputusan
v Keuntungan Sistem Pakar Bagi Manajer
•
Mempertimbangkan lebih banyak alternatif
•
Menerapkan logika tingkat tinggi
• Mempunyai lebih banyak waktu untuk
mengevaluasi aturan pengambilan keputusan
•
Logika Konsisten
v Keuntungan Sistem Pakar Bagi Perusahaan
• Kinerja Lebih
baik dari tim manajemen
• Mempertahankan sumber daya pengetahuan
perusahaan
Dalam kaitannya dengan proses pengambilan
keputusan, beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh sistem pakar kepada
manajer perusahaan antara lain :
•
Solusi
Aternatif solusi yang dihasilkan melalui
sistem pakar umumnya lebih banyak, lebih beralasan dengan beberapa pertimbangan
teknis, penyajiannya lebih sistematis dan terkadang dilengkapi fitur-fitur
tambahan seperti grafik, diagram dan alat-alat penunjang lainnya sehingga lebih
merepresentasikan keadaan sebenarnya. Hal ini sangat diperlukan oleh seorang
manajer mengingat keputusan yang diambil berbasis multi-kriteria.
•
Logika
Penerapan logika
pada kode-kode program dimungkinkan dalam tingkatan yang cukup rumit sekalipun.
Hal serupa apabila dibebankan kepada manusia, maka akan membutuhkan waktu yang
lama dengan kemungkinan kesalahan analisa dan faktor-faktor kelemahan manusiawi
lainnya yang cenderung tinggi. Sistem pakar memberikan hasil dalam waktu yang
cepat melalui penalaran yang terstruktur.
•
Waktu
Cepatnya hasil analisa dikeluarkan oleh suatu
aplikasi sistem cerdas membuat para pengambil keputusan memiliki waktu yang
banyak untuk mengevaluasi hasil keluaran sistem tersebut. Hal ini tentunya
cukup membantu mempercepat kerja manajer khusunya dan perusahaan umumnya.
•
Konsisten.
Keputusan yang dihasilkan akan lebih
konsisten dan terarah, mengingat bahwa algoritma yang digunakan dalam
pengeksekusian data adalah tetap dan konsisten.
2. Kelemahan SP :
1.
Biaya yang diperlukan untuk membuat dan
memeliharanya sangat mahal
2.
Sulit
dikembangkan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dalam bidangnya.
Sistem pakar hanya dapat menangani pengetahuan yang
konsisten. Sistem pakar dirancang dengan aturan-aturan yang hasilnya sudah
pasti dan konsisten sesuai dengan alur di diagram pohonnya. Untuk pengetahuan
yang cepat berubah-rubah dari waktu ke waktu, maka knowledge base di sistem pakar harus selalu diubah, yang tentu
cukup merepotkan.
3.
System
pakar tidak 100% bernilai benar.
Sistem pakar tidak dapat menangani hal yang bersifat judgement (Pertimbangan atau intuisi).
Sistem pakar memberikan hasil yang pasti, sehingga keputusan akhir pengambilan
keputusan jika melibatkan kebijaksaaan dan institusi masih tetap di tangan
manajemen.
2.7 Kategori Problema Sistem Pakar
Kategori Problema Sistem Pakar secara umum (B.G
Buchaman et al,1984) antara lain:
1.
Interpretasi
: membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan
data mentah. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk
pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dll
2.
Prediksi : memproyeksikan
akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu. Contoh : prediksi
demografi, prediksi ekonomi, dll.
3.
Diagnosis : menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang
didsarkan pada gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis,
mekanis, dll.
4.
Perancangan
(Desain): menentukan konfigurasi komponen-komponen
sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala -
kendala tertentu. Contoh : perancangan layout sirkuit ,
bangunan.
5.
Perencanaan : merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat
mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh : perencanaan
keuangan, militer, dll
6.
Monitoring : membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang
diharapkan. Contoh : computer
aided monitoring system
7.
Debugging : menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk
mengatasi malfungsi. Contoh : memberikan
resep obat terhadap kegagalan
8.
Instruksi
: mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam
pemahaman domain subyek. Contoh :
melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja
9.
Kontrol
: mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks. Contoh : melakukan kontrol terhadap interpreasi,
prediksi, perbaikan dan monitoring kelakukan sistem.
Domain
expert
•
Orang yang memiliki ketrampilan ( skill)
dan pengetahuan (knowledge) untuk menyelesaikan masalah khusus dengan
cara-cara yang superior dibanding orang kebanyakan.
•
Memiliki pengetahuan kepakaran
•
Memiliki
ketrampilan problem-solving yang efisien
•
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan
•
Dapat menyediakan waktu
•
Dapat bekerja sama
Knowledge
Engineer
•
Orang yang
melakukan proses disain, mengembangkan dan menguji suatu sistem pakar
•
Memiliki ketrampilan rekayasa pengetahuan (knowledge
engineering)
•
Memiliki ketrampilan komunikasi yang baik
•
Dapat menyesuaikan masalah kepada software
•
Memiliki ketrampilan pemrograman sistem pakar
End-User
•
Dapat membantu mendefinisikan spesifikasi
interface
•
Dapat membantu proses akuisisi pengetahuan
•
Dapat membantu proses pengembangan sistem
2.8 Contoh Aplikasi dan Pengembangannya (Contoh) Sistem Pakar
- Dendral : Mengidentifikasi struktur organik tak dikenal melalui analisa spektrum massa dan ilmu kimia
- Mycin: Identifikasi bakteri penyebab infeksi dan merekomendasikan antiobiotik dengan dosis yang disesuaikan dengan berat tubuh pasien. Dirancang oleh Edward Feigenbaum (Universitas Stanford) th ’70 an.
- Dipmeter Advisor: Digunakan oleh Schlumberger untuk analisis data dalam pengeboran minyak.
- XCON & XSEL : Membantu konfigurasi sistem komputer besar. Dikembangkan oleh Digital Equipment Corporation (DEC) dan Carnegie Mellon Universitas (CMU), akhir ’70 an. Untuk sistem komputer DEC VAC 11 1780
- Sophie : Analisis sirkit elektronik
- Prospector : Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit. Didesign oleh Sheffield Research Institute, akhir ‘70an
- Folio : Menbantu memberikan keutusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi.
- Delta : Pemeliharaan lokomotif listrik disel. Didesign & dikembangkan oleh General Electric Company.
- YESMVS : Membantu operator komputer & mengontrol sistem operasi MVS (multiple virtual storage). Didesign oleh IBM awal th ‘80an
- ACE : SP troubleshooting pd sistem kabel telpon. Didesign & dikembangkan oleh AT&T Bell Lab awal th ‘80an
v Contoh Aplikasi Sistem Pakar
Aplikasi Sederhana: Sistem Pakar Bengkel Mobil
Ini adalah contoh Sistem Pakar
sederhana, yang bertujuan untuk mencari apa yang salah sehingga mesin mobil
pelanggan yang tidak mau hidup, dengan memberikan gejala-gejala yang teramati.
Anggap Sistem Pakar kita memiliki aturan-aturan berikut:
1.
JIKA mesin_mendapatkan_bensin DAN starter_dapat_dihidupkan MAKA
ada_masalah_dengan_pengapian
2.
JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR lampu_menyala
MAKA ada_masalah_dengan_aki
3.
JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN lampu_menyala MAKA
ada_masalah_dengan_starter
4.
JIKA ada_bensin_dalam_tangki_bahan_bakar MAKA mesin_mendapatkan_bensin
Terdapat 3
masalah yang mungkin, yaitu: ada_ masalah_ dengan _pengapian, ada_ masalah_
dengan_ aki dan ada_ masalah_ dengan_ starter. Dengan sistem terarah-tujuan
(goal-driven), kita hendak membuktikan keberadaan setiap masalah tadi.
Pertama, Sistem Pakar berusaha untuk membuktikan
kebenaran ada_masalah_dengan_pengapian. Di sini, aturan 1 dapat digunakan,
sehingga Sistem Pakar akan menset goal baru untuk membuktikan apakah
mesin_mendapatkan_bensin serta starter_dapat_dihidupkan. Untuk membuktikannya,
aturan 4 dapat digunakan, dengan goal baru untuk membuktikan
mesin_mendapatkan_bensin. Karena tidak ada aturan lain yang dapat digunakan
menyimpulkannya, sedangkan sistem belum memperoleh solusinya, maka Sistem Pakar
kemudian bertanya kepada pelanggan: “Apakah ada bensin dalam tangki bahan
bakar?”. Sekarang, katakanlah jawaban klien adalah “Ya”, jawaban ini kemudian
dicatat, sehingga klien tidak akan ditanyai lagi dengan pertanyaan yang sama.
Karena
sistem sekarang sudah dapat membuktikan bahwa mesin mendapatkan bensin, maka
sistem sekarang berusaha mengetahui apakah starter_dapat_dihidupkan. Karena
sistem belum tahu mengenai hal ini, sementara tidak ada aturan lagi yang dapat
menyimpulkannya, maka Sistem Pakar bertanya lagi ke klien: “Apakah starter
dapat dihidupkan?”. Misalkan jawabannya adalah “Tidak”, maka tidak ada lagi
aturan yang dapat membuktikan ada_masalah_dengan_pengapian, sehingga Sistem
Pakar berkesimpulan bahwa hal ini bukanlah solusi dari problem yang ada, dan
kemudian melihat hipotesis berikutnya: ada_masalah_dengan_aki. Sudah diketahui
(dibuktikan) bahwa mesin tidak dapat distarter, sehingga yang harus dibuktikan
adalah bahwa lampu tidak menyala. Sistem Pakar kemudian bertanya: “Apakah lampu
menyala?”. Misalkan jawabannya adalah “Tidak”, maka sudah terbukti bahwa ada
masalah dengan aki.
Sistem
ini mungkin berhenti sampai di sini, tetapi biasanya ada kemungkinan terdapat
lebih dari satu solusi (misalnya terdapat lebih dari satu kerusakan), atau ada
kemungkinan terdapat solusi lain yng lebih tepat, sehingga biasanya semua
hipotesis diperiksa kebenarannya. Sistem Pakar ini kemudian mencoba membuktikan
bahwa ada_masalah_dengan_starter, namun dari fakta yang sudah diperoleh, yaitu
lampu tidak menyala, maka pembuktiannya menjadi gagal. Dengan demikian solusi
yang diberikan oleh Sistem Pakar adalah ada masalah dengan aki.
Secara lengkap, interaksi antara Sistem
Pakar dengan klien mungkin seperti ini:
System
Pakar: Apakah ada bensin dalam tangki bahan bakar?
Klien:
Ya
System
Pakar: Apakah starter dapat dihidupkan?
Klien:
Tidak
System
Pakar: Apakah lampu menyala?
Klien:
Tidak
System Pakar: Saya berkesimpulan bahwa
ada masalah dengan aki
Fasilitas Penjelasan
Kebanyakan Sistem Pakar mempunyai
fasilitas penjelasan yang mengijinkan klien untuk bertanya mengapa dia diberi
suatu pertanyaan atau bagaimana dapat mencapai suatu kesimpulan. Pertanyaan
dari klien tersebut dijawab dengan mengacu pada goal, aturan yang dipakai, dan
data-data yang ada. Contoh
pemakaian fasilitas penjelas dalam Sistem Pakar di atas dapat dilihat pada
percakapan berikut:
System Pakar: Apakah ada bensin dalam
tangki bahan bakar?
Klien: Ya
System Pakar: Apakah starter dapat
dihidupkan?
Klien: Tidak
System Pakar: Apakah lampu menyala?
Klien: Mengapa?
System Pakar: Saya mencoba membuktikan
bahwa ada masalah dengan aki. Sudah ditunjukkan adalah tidak benar starter
dapat dihidupkan. Sehingga jika tidak benar bahwa lampu menyala, maka ada
masalah dengan aki. Apakah lampu menyala?
Klien: Tidak
System Pakar: Saya berkesimpulan bahwa
ada masalah dengan aki
Klien: Bagaimana bisa?
System Pakar: Hal ini sesuai dengan
aturan no 2: JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR
lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_aki bahwa tidak benar
starter_dapat_dihidupkan sudah dijawab, bahwa tidak benar lampu_menyala sudah
dijawab, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada_masalah_dengan_aki.
Fasilitas penjelasan berhubungan dengan
pencatatan aturan apa saja yang digunakan untuk mengambil kesimpulan, dan
menggunakan catatan tersebut untuk menyusun penjelasan. Pembangkitan penjelasan
sederhana seperti contoh di atas bukanlah persoalan yang sulit, namun pemahaman
klien terhadap penjelasan tersebut tidaklah sama, sehingga seringkali klien
tetap tidak mengerti maksudnya. Hal ini karena biasanya penjelasan hanya
meliputi pengetahuan yang dangkal atau hanya permukaan saja sebagaimana
tercantum dalam autran yang dipunyai, bukannya pengetahuan yang mendalam yang
mendasari aturan tersebut. Dalam contoh di atas, Sistem Pakar hanya mengatakan
bahwa hal ini sesuai dengan aturan no 2, tetapi tidak menjelaskan secara lebih
detil mengenai aturan 2 tersebut. Mungkin klien perlu diberi pengertian bahwa
lampu dan starter dua-duanya menggunakan aki untuk menyalakannya. Hal penting
lain adalah ketika klien gagal mengerti atau menerima penjelasan yang
diberikan, biasanya Sistem Pakar tidak dapat memberi penjelasan dengan cara
lain (tidak begitu halnya dengan seorang pakar yang mampu menggunakan kalimat
yang lain untuk mencoba menjelaskannya).
2.
Eliza
Eliza
adalah salah satu Sistem Pakar yang paling awal dikembangkan. Ini adalah
program komputer terapis yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT. Pengguna
berkomunikasi dengannya sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang
terapis. Berikut ini adalah contoh percakapan antara Eliza dengan seorang
klien:
Eliza: Hello. I am ELIZA. How can I help
you?
Klien: My name is Balza.
Eliza: I have told you before, I do not
care about names.
Klien: I don’t have any money. That’s my
problem.
Eliza: Why do you say your problem?
Klien: Because you asked me.
Eliza: Do any other reasons not come to
mind?
Klien: No.
Eliza: You are being a bit negative.
Klien: Why?
Eliza: Please go on.
Klien: OK. I am bankrupt.
Eliza: How long have you been bankrupt?
Klien: A year.
Eliza: Please go on.
Klien: So, what should I do?
Eliza: Does that question interest you?
Klien: Yes, how can I make big money?
Eliza: You are sure?
Klien: Of course I’m sure.
...
3.
Parry
Parry adalah Sistem Pakar yang juga
paling awal dikembangkan di Stanford University oleh seorang psikiater, Kenneth
Colby, yang mensimulasikan seorang paranoid. Berikut ini contoh respon Parry
terhadap pertanyaan seorang psikiater yang menginterviunya.
Psikiater: Why are you in the hospital?
Parry: I shouldn't be here.
Psikiater: Who brought you here?
Parry: The police.
Psikiater: What trouble did you have
with the police?
Parry: Cops don't do their job.
Psikiater: What do they do instead?
Parry: Cops arrest the wrong people.
Psikiater: They arrest the right ones
sometimes
Parry: The law should get those Italian
crooks.
Psikiater: Are you Italian?
Parry: My background is British but I
was born in this country.
Psikiater: Do you know any Italian
crooks?
Parry: I try to avoid the underworld.
...
Gambar 1.3
Contoh Bentuk gambar Sistem pakar :
Gambar 1.4
contoh model program sistem pakar
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari makalah yang
telah kami susun, kami dapat menarik kesimpulan bahwa Sistem Pakar adalah Sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia
ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa
dilakukan para ahli.
Ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan bahwa, secanggih apapun suatu sistem atau
sebesar apapun basis pengetahuan yang dimiliki, tentu saja ada kelemahannya
sebagai konsekuensi logis kelemahan manusia sebagai penyusun elemen-elemennya.
Bahwa sistem tidak memlliki inisiatif untuk melakukan suatu tindakan diluar
dari apa yang telah diprogramkan untuknya, kemungkinan terjadi
kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja (bugs), ketidak mampuan sistem
mengotomasi semua proses atau sekedar mengindera proses tertentu memang menjadi
kendala sekaligus tantangan bagi para pengembang IT kedepan. Sering juga keputusan
final yang diambil oleh seorang manajer justru tidak sesuai dengan apa yang
telah disarankan oleh sistem dengan memperhatikan berbagai analisa dan
pertimbangan dari banyak fihak. Hal tersebut di atas sangat mungkin terjadi di
dunia nyata, ketika penerapan aplikasi dirasa tidak begitu mendukung
produktivitas atau apa yang populer dikenal sebagai produktivity paradox,
yaitu suatu kondisi dimana penerapan teknologi yang menghabiskan biaya besar
justru tidak bisa mencapai target yang diinginkan dan bahkan pada beberapa
kasus, fihak perusahaan memutuskan untuk menghentikan pengembangan proyek IT
tersebut setelah setengah berjalan dengan alasanalasan
tertentu dan terpaksa harus menelan ludah
pahit kerugian.
Permasalahan di atas
sesungguhnya telah lama menghantui fihak perusahaan terutama dalam konteks
investasi pada dunia IT sebagai salah satu faktor penentu keputusan. Karena ada
banyak hal yang bisa mempengaruhi diambilnya suatu kebijakan dan proses-proses
lain yang menyertainya. Namun IT pada banyak kasus memang menjadi kambing
hitam, kelinci percobaan atau sekedar sapi perah. Asumsi salah seperti ini
tampaknya perlu dibenahi dalam
rangka pemberdayaan sumberdaya produktif
perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Kusumadewi, Sri. Artificial Intelligence
Teknik dan Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2003
-
Jeffrey D. Ullman, Principles of Database and knowledge-Base Systems, Volume 2, W
H Freeman, 1999.
-
B.G. Buchaman and E.H. Shortliffe. Rule-Based
Expert Systems: The MYCIN Experiments of the Stanford Heuristic Programming
Project. Addison-Wesley, 1984.
-
Syamsuddin,
Aries , PENGANTAR SISTEM PAKAR , 2004.
-
Giarratano, Joseph C. dan Riley, Gary D. Expert System: Principles and Programming,
Course Technology 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar